Rabu, 04 Juli 2012


RIWAYAT SINGKAT PERGURUAN PENCAK SILAT PAGER KANCANA

Perguruan Pencak Silat Pager Kancana didirikan pada tahun 1930 bersama-sama dengan 4 Perguruan lainnya, yaitu SIMPAY KANCANA, PAKU KANCANA, SEKAR KANCANA dan PAYUNG KANCANA, adapun maksud nama-nama Pandel Perguruan menggunakan nama Kancana yang artinya persahabatan yang sekaligus persaudaraan, mengandung tujuan tersendiri yang harus dimengerti dan dipahami oleh seluruh keluarga besar Perguruan Pager Kancana.

Tahun 1929 merupakan awal perencanaan berdirinya Perguruan, dimana saat itu lima orang tokoh Persilatan Jawa Barat mengadakan pertemuan sekaligus bermusyawarah dengan maksud mengikrarkan diri dalam satu wadah perguruan Pencak Silat dan sebagai langkah pertama, kelima tokoh yang terdiri dari Bapak Rd. bardjah (Cigereleng), Bapak DJUKI (Jembar/Cicadas), Bapak MILIYU (Pangarang), Bapak ADAS (Sukajadi) dan Bapak IYAN (Gg. Adi Suren) telah bersepakat menunjuk Mama SOEKARMA Menjadi sesepuh dalam wadah ini, setelah beberapa kali mengadakan rembugan/pertemuan untuk menentukan nama dan pandel perguruan. Akhirnya setahun kemudian (tahun 1930) kelima tokoh serta sesepuh mengadakan pertemuan kembali di jalan Jembar (rumah Bapak DJUKI) dan menghasilkan beberapa keputusan antara lain :

Nama dan Pandel Perguruan & Pemegang Perguruan

Nama dan Pandel Perguruan saat itu juga diserahkan kepada kelima tokoh tersebut diatas, dengan nama :
  1. PAGER KANCANA diserahkan kepada Bapak Rd. BARDJAH
  2. PAKU KENCANA diserahkan kepada Bapak DJUKI
  3. SIMPAY KANCANA diserahkan kepada Bapak MILIJU
  4. SEKAR KANCANA diserahkan kepada Bapak ADAS
  5. PAYUNG KANCANA diserahkan kepada Bapak IJAN
 Adapun nama dan Pandel Perguruan mengandung arti, sebagai berikut :
  1. PAGER diartikan sebagai Benteng
  2. PAKU diartikan sebagai Penguat
  3. SIMPAY diartikan sebagai Pengikat
  4. SEKAR diartikan sebagai Pengembangan/Publikasi
  5. PAYUNG diartikan sebagai Penasehat
 Sedangkan KANCANA mengandung arti  Sahabat/Persaudaraan, setelah kelima tokoh menerima Nama dan Pandel Perguruan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya, 
Latar belakang kelima tokoh dalam mempelajari ilmu silatnya terdiri dari beberapa aliran Cimande, Buang Kelid, sedangkan yang lainnya dari beberapa Cikalong, Sera, Cikaret, Ciwaringin dan macam-macam teknik aliran lainnya.

Pandel Perguruan Pencak Silat Pager Kancana diresmikan tanggal 12 Mei 1933 di Cigerelang Bandung, sebagai penerima Pandel sekaligus sebagai Guru Besar Perguruan, Bapak Rd. BARDJAH berupaya keras mengembangkan nama perguruan keempat penjuru mata angina selain mengajarkan ilmu Pencak Silat, beliau memamfaatkan keahliannya sebagai alat perjuangan untuk mengusir penjajah di bumi Indonesia yang kita cintai. Perjalanan waktu terus melaju, namun nilai sejarah tidak dapat dihapuskan begitu saja, dan untuk mempertahankan sejarah itu sendiri, Bapak Rd. BARDJAH menurunkan seluruh kemampuannya ilmu silatnya kepada Putra-putrinya untuk terus dikembangkan dan dipertahankan sebagai warisan budaya Bangsa.
Pada tanggal 2 Februari 1962 Pandel Perguruan diserahkan kepada putra didiknya yaitu Bapak ODID SOEPARDI BARDJAH, sehubungan dengan keadaan kesehatan beliau tidak memungkinkan untuk terus mengajar ke berbagai tempat, sejak saat itu tanggung jawab Perguruan dipegang oleh Bapak ODID SOEPARDI BARDJAH (Alm) dengan dibantu oleh Anak Bapak Rd. LALA SOETRISNA BARDJAH (Alm) Serta dibantu/didampingi oleh adiknya yaitu Bapak Rd. DADANG ZAKARIA BARDJAH (Alm), hingga sampai saat ini perguruan tersebut berkesinambungan turun temurun diteruskan oleh para anak2 serta cucu R.Bardjah (Alm) diantaranya Dedi Supruyadi (Putra dari Odid Soepardi.alm) Dedi Sugandi (Putra Dari Ibu Liliana Bardjah) serta Edi Rosadi Djakaria ( Putra dari R.Dadang Djakaria Bardjah) sedangkan Dpc Tasik Malaya diketuai oleh Bpk. Pipin serta DPC Garut Oleh Bpk. Ule ,mereka bahu membahu untuk mempertahankan Paguron tersebut agar tetap eksis.
Pada tanggal 15 Juli 1974 Bapak Rd. BARDJAH sebagai sosok insan persilatan telah dipanggil oleh Allah SWT, berpulang kerahmatullah untuk selama-lamanya (Innalillahi wainnalillahi rajiun), namun demikian pengukiran prestasi beliau masih melekat dalam jiwa para pesilat, dimana beliau pernah meraih medali emas pada Pekan Olah Raga Nasional ke I di Sala tahun 1948 dan pada  Pekan Olah Raga Nasional ke II di Medan tahun 1951.
Selanjutnya pengukiran prestasi diikuti oleh penerus perguruan diantaranya Bapak Odid Soepardi Bardjah meraih medali emas pada Pekan Olah Raga Nasional ke V di Bandung tahun 1961, meraih medali di Operasi dan kegiatan lainnya.
Mental juara bagi Perguruan Pencak SilatPager Kancana  sudah terukir sejak sejak lama dari mulai Guru Besar I yaitu Bapak Rd. Bardjah (Alm) dilanjutkan guru besar II yaitu Bapak Odid Soepardi Bardjah dan sampai sekarang keberadaan Perguruan Pencak Silat Pager Kancana selalu tampil dalam setiap kejuaraan baik tingkat regional, nasional. maupun internasional.Kita sebagai anggota perguruan tentunya pengukiran prestasi yang diperbuat oleh para sesepuh dapat dijadikan motivasi juang untuk lebih meningkatkan latihan dengan penuh keyakinan dan kesungguhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar